Senin, 17 Oktober 2011


Ada satu paragraf  tulisan Anis Matta dalam buku Serial Cinta-nya, yang mendefinisikan tentang cinta. Cinta itu pekerjaan jiwa yang besar. Dan inti pekerjaan itu ialah memberi. Memberi apa saja yang diperlukan oleh orang yang dicintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia karenanya. Maka pecinta sejati adalah air. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. Adalah matahari. Ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu. Dalam makna memberi, posisinya sangat kuat. Tidak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan, atau lemah dan melankolik saat kasih kandas karena takdir-Nya. Sebab di sini seorang pecinta sejati sedang melakukan pekerjaan jiwa yang besar dan agung: mencintai.



Jenis Bangsa Prasejarah Indonesia
Dengan adanya migrasi/perpindahan bangsa dari daratan Asia ke Indonesia, maka pada zaman prasejarah di Kepulauan Indonesia ternyata sudah dihuni oleh berbagai bangsa yang terdiri dari:
  1. Bangsa Melanisia/Papua Melanosoide yang merupakan Ras Negroid memiliki ciri-ciri antara lain: kulit kehitam-hitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar dan hidung mancung. Bangsa ini sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa keturunannya seperti Suku Sakai/Siak di Riau, dan suku-suku bangsa Papua Melanosoide yang mendiami Pulau Irian dan pulau-pulau Melanesia.
  2. Bangsa Melayu Tua/Proto Melayu yang merupakan ras Malayan Mongoloid memiliki ciri-ciri antara lain: Kulit sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidung sedang. Yang termasuk keturunan bangsa ini adalah Suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Sasak (Pulau Lombok), Suku Dayak (Kalimantan Tengah), Suku Nias (Pantai Barat Sumatera) dan Suku Batak (Sumatera Utara) serta Suku Kubu (Sumatera Selatan).
  3. Bangsa Melayu Muda/Deutro Melayu yang merupakan rasa Malayan Mongoloid sama dengan bangsa Melayu Tua, sehingga memiliki ciri-ciri yang sama. Bangsa ini berkembang menjadi Suku Aceh, Minangkabau (Sumatera Barat), Suku Jawa, Suku Bali, Suku Bugis dan Makasar di Sulawesi dan sebagainya.
Demikianlah uraian materi tentang jenis bangsa prasejarah Indonesia. Maka untuk mengetahui sejauh mana pemahaman Anda, silahkan pelajari ikhtisar berikut ini.
http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_54/images/sej101_25.gif

Dengan berakhirnya uraian materi tersebut di atas, maka Anda diperkenankan untuk mengerjakan latihan soal pada akhir kegiatan belajar 3 ini. Kerjakanlah soal-soal tersebut dengan sungguh-sungguh.

Minggu, 09 Oktober 2011

masyarakat prasejarah di Indonesia



MASYARAKAT PRASEJARAH INDONESIA
Setelah mempelajari kegiatan 3 pada modul ini, Anda dapat:
1. menguraikan jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia;
2. menjelaskan migrasi/perpindahan bangsa-bangsa ke Indonesia; dan
3. menyebutkan 2 jenis bangsa yang pernah hidup di Indonesia pada zaman prasejarah.

Setelah Anda mempelajari kegiatan 1 dan 2 tentang prasejarah. Tertarikkah Anda dengan pelajaran sejarah? Untuk lebih menarik, maka silahkan Anda pelajari kegiatan 3 tentang masyarakat yang hidup pada zaman prasejarah.
Pada pembahasan tentang masyarakat prasejarah, maka yang akan dipelajari adalah berbagai jenis manusia yang hidup pada zaman prasejarah. Untuk itu silahkan Anda pelajari uraian materi berikut ini.

Jenis-jenis Manusia purba di Indonesia

Manusia yang hidup pada zaman prasejarah sekarang sudah berubah menjadi fosil. Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia terdiri dari beberapa jenis. Hal ini diketahui dari kedatangan para ahli dari Eropa pada abad ke-19, di mana mereka tertarik untuk mengadakan penelitian tentang fosil manusia di Indonesia.

Fosil manusia yang ditemukan pertama kali berasal dari Trinil, Jawa Timur oleh Eugene Dubouis, sehingga menarik para ahli lain untuk datang ke Pulau Jawa, mengadakan penelitian yang serupa. Selanjutnya penyelidikan fosil manusia dilakukan oleh GRH Von Koenigswald, Ter Har, dan Oppenoorth serta F. Weidenrech. Mereka berhasil menemukan fosil manusia di daerah Sangiran, Ngandong, di lembah Sungai Bengawan Solo.

Atas temuan fosil tersebut, Von Koenigswald membagi zaman Dilluvium/Pleistocen di Indonesia menjadi 3 lapisan yaitu Pleistocen bawah/lapisan Jetis, Pleistocen tengah/lapisan Trinil dan Pleistocen atas/lapisan Ngandong.

Penyelidikan fosil manusia selain dilakukan oleh orang-orang Eropa, juga oleh para ahli dari Indonesia, seperti Prof. Dr. Sartono, Prof. Dr. Teuku Jacob, Dr. Otto Sudarmadji dan Prof. Dr. Soejono. Lokasi penyelidikan antara lain Sangiran dan lembah Sungai Bengawan Solo. Dari hasil penyelidikan tersebut dapat diketahui jenis manusia purba yang hidup di Indonesia. Untuk itu silahkan Anda pelajari uraian berikut ini.
a.
Meganthropus
Seperti yang telah diuraikan pada materi sebelumnya, Von Koenigswald menemukan tengkorak di Desa Sangiran tahun 1941. Tengkorak yang ditemukan berupa tulang rahang bawah, dan gigi geliginya yang tampak mempunyai batang yang tegap dan geraham yang besar-besar.
Dari penemuan tersebut, maka oleh Von Koenigswald diberi nama Meganthropus Palaeojavanicus yang artinya manusia raksasa tertua dari Pulau Jawa. Fosil tersebut diperkirakan hidupnya antara 20 juta - 15 juta tahun yang lalu, dan berasal dari lapisan Jetis. Untuk lebih menambah pemahaman Anda tentang jenis manusia purba di Indonesia, maka bandingkanlah jenis Meganthropus ini dengan jenis fosil yang lain seperti pada uraian materi berikut ini.
b.
Pithecanthropus/Homo Erectus
Dengan kedatangan Eugene Dubouis ke Pulau jawa tahun 1890 di Trinil, Ngawi ditemukan tulang rahang, kemudian tahun 1891 bagian tengkorak dan tahun 1892 ditemukan tulang paha kiri setelah disusun hasil penemuan fosil-fosil tersebut oleh Eugene Dubouis diberi nama Pithecanthropus Eractus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Dan sekarang fosil tersebut dinamakan sebagai Homo Erectus dari Jawa. Homo Erectus hidupnya diperkirakan antara 1,5 juta - 500.000 tahun yang lalu dan berasal dari Pleistocen tengah atau lapisan Trinil.
Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami bahwa Homo Erectus ternyata usianya lebih muda jika dibandingkan dengan Meghanthropus Plaeojavanicus.
Untuk menambah pemahaman Anda tentang manusia jenis Homo Erectus, maka perhatikanlah hasil fosil Homo Erectus dan rekonstruksi dari fosil temuan Eugene Dubouis melalui gambar 12 & 13 berikut ini.
Gambar 12. Fosil Homo Erectus

Gambar 13. Rekonstruksi Homo Erectus

Para ilmuwan awalnya menganggap hasil temuan E. Dubouis (Homo Erectus) bukan termasuk garis keturunan manusia, tetapi setelah adanya temuan fosil oleh Von Koenigswald dari lapisan jetis/pleistocen bawah, maka seluruh ilmuwan mengakui bahwa fosil-fosil yang ditemukan Von Koenigswald lebih tua umurnya jika dibandingkan dengan Homo Erectus yang ditemukan oleh E. Dubouis.
Fosil manusia yang ditemukan Von Koenigswald di lapisan jetis (??) adalah :
  1. Fosil manusia yang ditemukan di Perning (Mojokerto) Jawa Timur tahun 1936 - 1941, diberi nama Pithecanthropus Mojokertensis yang artinya manusia kera dari Mojokerto, dan sekarang disebut dengan Homo Mojokertensis.
  2. Fosil manusia yang ditemukan tahun 1936 di Sangiran lembah Sungai Bengawan Solo, diberi nama Pithecanthropus Robustus yang artinya manusia kera yang besar dan kuat tubuhnya atau disebut dengan Homo Robustus.
Dari uraian di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudah merasa paham, silahkan Anda jawab pertanyaan berikut ini!
  1. Fosil manusia tertua di Indonesia disebut dengan ....
  2. Penemu fosil manusia tertua adalah ....
  3. Fosil manusia yang ditemukan pada lapisan Trinil disebut dengan ....
  4. Penemu fosil manusia di Trinil adalah ....
  5. Fosil manusia yang ditemukan pada lapisan jetis adalah:
    a. ....
    b. ....
    c. ....
Seyogyanya Anda tidak melihat kunci jawabannya terlebih dahulu, sebelum Anda selesai menjawab seluruh pertanyaan yang disajikan. Dan selanjutnya Anda dapat mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban di bawah ini.
  1. Meganthropus Palaeojavanicus.
  2. Von Koenigswald
  3. Homo Erectus
  4. Eugene Dubouis
  5. a. Meganthropus Palaeojavanicus
    b. Homo Mojokertensis
    c. Homo Robustus
Setelah Anda mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban, apakah Anda sudah puas dengan jawaban Anda? Kalau Anda sudah merasa puas, silahkan Anda kembali mempelajari uraian materi berikut.
 
c.
Homo Sapiens
Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.

Jenis fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari:
  1. Fosil manusia yang ditemukan di daerah Ngandong Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 - 1934. Fosil ini setelah diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich diberi nama Homo Sapien Soloensis (Homo Soloensis).
  2. Fosil manusia yang ditemukan di Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh Van Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis kemudian diberi nama menjadi Homo Sapiens Wajakensis.
Tempat penemuan kedua fosil manusia di atas adalah lapisan Ngandong atau Pleistocen Atas dan hidupnya diperkirakan 100.000 - 50.000 tahun yang lalu. Untuk memudahkan Anda memahami lokasi penemuan jenis manusia purba di Indonesia, maka perhatikanlah gambar peta berikut ini.

Gambar 14. Peta Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba di Jawa Timur.
Setelah Anda mengamati gambar peta lokasi penemuan fosil manusia purba, selanjutnya Anda dapat melengkapi tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Jenis Manusia Purba di Indonesia.
Seyoganya Anda tidak melihat terlebih dahulu kunci jawabannya, agar kemampuan pemahaman Anda terukur. Untuk selanjutnya Anda dapat mencocokkan apa yang Anda lengkapi pada tabel 3 dengan kunci jawabannya berikut ini.
1. Homo Sapiens Wajakensis
2. Von Reitschotten
3. Wajak/Tulung Agung
4. 1889
5. Homo Sapiens Soloensis
6. Von Koenigswald
7. Nagndong/Solo
8. 1931 - 1934
9. Homo Erectus
10. Eugene Dubouis
11. 1890
12. Von Koenigswald
13. Ngandong
14. 1939
15. Homo Mojokertensis
16. Perning/Mojokerto
17. 1936
18. Meganthropus Palaeojavanicus
19. Von Koenigswald
20. Sangiran
Puaskah Anda dengan jawaban Anda sendiri? Kalau Anda sudah merasa puas dan paham dengan uraian materi yang telah diberikan, maka lanjutkanlah pada materi berikutnya.